Biopestisida



    Manfaatkan tanaman biofarmaka (tanaman obat) untuk mengendalikan OPT. dengan mengolah jadi biopestisida (pestisida nabati). Lebih menguntungkan, produk aman dikonsumsi, kelestarian lingkungan terjaga. Pengolahannya mudah, bahannya banyak tersedia di sekitar lingkungan.
Menambah manfaatnya yang selama ini digunakan untuk pemelihara kesehatan dan kebugaran, pengobatan alternatif, kosmetika perawatan kecantikan, makanan penguat dan makanan tambahan maupun bahan pembuatan parfum.

        Penggunaan biofarmaka sebagai biopestisida untuk mengendalikan OPT sangat potensial. Sayang masih jarang digunakan petani. Padahal penggunaan biopestisida untuk mengendalikan OPT ini dalam beberapa hal lebih menguntungkan dibanding penggunaan pestisida. Keuntungannya, antara lain produk tanaman lebih aman dikonsumsi, kelestarian lingkungan dan sistem produksi pertanaman yang berkelanjutan lebih terjamin.
readmore »»  

Organisme Pengganggu Tanaman



Antagonis

Antagonis Patogen Tumbuhan adalah mikroorganisme yang dapat menginveksi aktifitas pathogen dalam menimbulkan penyakit. Agens tersebut tidak dapat mengejar inang yang telah masuk ke dalam tanaman. Mekanisme antagonis patogen tumbuhan dalam menekan populasi atau aktivitas pathogen tumbuhan dapat berupa Hiperparasitisme, kompetisi terhadap ruang dan hara, serta antibiosis dan lisis. Efektifitasnya dapat diihat dengan tidak berkembangnya penyakit tersebut.
Agens antagonis tumbuhan yang telah banyak dikembangkan dan dimanfaatkan untuk pengendalian penyakit tular tanah (soil born) adalah dari golongan Bakteri dan Cendawan.
readmore »»  

CATU DAYA 12 V



RANGKAIAN CATU DAYA


Sumber-sumber tegangan yang digunakan dalam alat ini adalah sebagai berikut :
1. Sumber tegangan +15V dan -15V dengan menggunakan IC regulator 7815 dan 7915, yang digunakan untuk men-supply IC OP-Amp, DAC 0808 dan TL082.
2. Sumber tegangan +12V dengan menggunakan IC regulator 7812, yang digunakan untuk men-supply rangkaian driver dan Motor DC.
3. Sumber tegangan +9V dengan menggunakan IC regulator 7809, yang digunakan untuk men-supply mikrokontroler 89C51.
4. Sumber tegangan +5V dengan menggunakan IC regulator 7805, yang digunakan untuk men-supply IC 74LS14, 4N35 dan rangkaian sensor.
Rangkaian catu daya 12V
readmore »»  

TEKNIK IRIGASI

TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE

Sistem irigasi di Indonesia telah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu atau bahkan sejak lebih dari 1000 tahun yang lalu. Van Setten van der Meer (1979) mengatakan bahwa masyarakat petani di Jawa Barat telah mengenal sistem hidraulika sejak abad ke-5, sehingga dapat membangun suatu saluran pengelak banjir sepanjang kurang lebih 10 km di muara Sungai Citarum dekat Jakarta. Dengan pengenalan teknik hidraulika tersebut tentunya juga masyarakat telah mengenal sistem jaringan irigasi yang teratur. Sistem irigasi telah dikenal di Jawa Tengah sejak abad ke-9 sedangkan di Jawa Timur diperkirakan ada sistem irigasi sejak abad ke-8. saat ini diperkirakan luas sawah beririgasi di Indonesia sekitar 6 juta ha, tersebar di seluruh Indonesia.
readmore »»  

Aeroponik

BUDIDAYA SAYURAN DENGAN SISTEM AEROPONIK

A. Latar Belakang


Aeroponik merupakan suatu cara bercocok tanam sayuran diudara tanpa penggunaan tanah, nutrisi disemprotkan pada akar tanaman, air yang berisi larutan hara disemburkan dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Akar tanaman yang ditanam menggantung akan menyerap larutan hara tersebut. Air dan nutrisi disemprotkan menggunakan irigasi sprinkler.

Sayuran hasil budidaya dengan sistem aeroponik terbukti mempunyai kualitas yang baik, higienis, sehat, segar, renyah, beraroma, dan disertai citarasa yang tinggi. Sayuran aeroponik dapat mengisi peluang kebutuhan tingkat masyarakat menengah ke atas. Oleh karena itu, sistem aeroponik mulai banyak dikembangkan di Indonesia.
readmore »»