Organisme Pengganggu Tanaman



Antagonis

Antagonis Patogen Tumbuhan adalah mikroorganisme yang dapat menginveksi aktifitas pathogen dalam menimbulkan penyakit. Agens tersebut tidak dapat mengejar inang yang telah masuk ke dalam tanaman. Mekanisme antagonis patogen tumbuhan dalam menekan populasi atau aktivitas pathogen tumbuhan dapat berupa Hiperparasitisme, kompetisi terhadap ruang dan hara, serta antibiosis dan lisis. Efektifitasnya dapat diihat dengan tidak berkembangnya penyakit tersebut.
Agens antagonis tumbuhan yang telah banyak dikembangkan dan dimanfaatkan untuk pengendalian penyakit tular tanah (soil born) adalah dari golongan Bakteri dan Cendawan.

Jenis dan Ciri-ciri

1. Bakteri
Agens antagonis pathogen tumbuhan dari golongan bakteri yang telah dikembangkan adalah Pseudomona fluorescens. P. fluorescens merupakan
starin bakteri dari kelompok Pseudomonas.
Ciri-ciri :
 Mampu menghasilkan metabolit-metabolit seknder, enzyme ekstra seluler dan senyawa-senyawa aktif lainnya.
 Senyawa-senyawa aktif atau metabolit yang dihasilkan dapat melindungi akar, dengan mekanisme kolonisasi akar, antibiosis, kompetisi zat besi, degradasi
patogenisitas dan faktor perkecambahan pathogen.
 Meningkatkan pertumbuhan tanaman atau induksi mekanisme pertahanan tanaman.
 Menghasilkan senyawa antibiotic yang turut andil dalam mempertahankan hidupnya dalam waktu yang lama di dalam tanah.

Patogen/penyakit yang dapat dikendalikan adalah Pseudomonas sp. (BRS), Xanthomononas campestris (BLB) pada tanaman padi sawah dan tanaman hortikultura. Phytopthora sp., Fusarium sp., Rhizoctania solani.

2. Cendawan
Agens antagonis pathogen tumbuhan dari golongan ecndawan yang telah dikembangkan adalah Gliocladium sp. Dan Trichoderma sp.

a. Gliocladium sp
Gliocladium sp, termasuk dalam Deuteromycota, suddivisi Deuteromycoyina, kelas Deuteromycetes, ordo Moniliales dan famili Moniliaceae.
Ciri-ciri :
 Cendawan mengeluarkan gliovirin dan viridian yang merupakan antibiotic yang bersifat fungistatik
 Senyawa tersebut mampu menghambat pertumbuhan cendawan lain

Patogen/penyakit yang dikendalikan adalah penyakit layu tanaman (Fusarium spp), Rhizoctiona solani, Phytium spp dan Sclerotina sclerotiorum.

b. Trichoderma sp.
Trichoderma sp. Merupakan cendawan antagonis yang banyak terdapat di tanah dan digunakan untuk mengendalikan patogen tanah.
Trichoderma sp, merupakan cendawan dari golongan kelas Deuteromycetes, ordo Moniliales dan famili Moniliaceae, genus Trichoderma sp
Ciri-ciri :
 Cendawan ini berwarna hijau seperti lumut tetapi lebih cerah. Penapilan warna ini disebabkan oleh pewarnaan fialospora, jumlah spora dan adanya perpanjangan hifa steril.
 Menghasilkan sejumlah besar enzim ekstaraseluler b (1,3)-glukanase dankitinase yang dapat melarutkan dinding sel pathogen
 Beberapa anggota dari genus Trichoderma mengahsilkan toksin trichodermin. Toksin ini dihasilkan oleh cendawan bila hidup pada tanaman hidup Adanya aktifiktas metabolic hifa yang tinggi pada bahan organic dapat pula menyerang dan menghancurkan propagul pathogen yang ada disekitarnya.
 Trichoderma viridae menghasilkan 2 jenis antibiotik yaitu gliotoksin dan viridian yang dapat melindungi tanaman bibit dari serangan penyakit rebah kecambah
Patogen/penyakit yang dikendalikan adalah penyakit layu pada tanaman sayuran dan hias (fusarium spp), Rhizoctonia solani (pada tanaman buncis, tomat dan terong), Phytoptora sp., dan Sclerotium rolfsii.

Patogen Hama

Patogen serangga adalah mikroorganisme (cendawan,bakteri, virus, protozoa, nematode dan mikroba lainnya) yang dapat menyebabkan infeksi dan menimbulkan penyakit pada serangga hama. Secara spesifik mikroorganisme yang dapat menibulkan penyakit pada serangga disebut“mikroorganisme entomopatogen”
Karakteristik Patogen :

• Menyebabkan pertumbuhan terhambat, menghambat reproduksi, membunuh inang
• Memiliki target inang spesifik atau stadium spesifik
• Efektifitas sangat tergantung pada kondisi lingkungan
• Dapat menyebabkan epizootic (ledakan [enyakit di dalam populasi serangga)
• Tingkat pengendalian tidak dapat diprediksi, relative lambat (memerlukan waktu untuk dapat mengendalikan)
Jenis dan Ciri-ciri

1. Cendawan
Cendawan yang berfungsi sebagai cendawan pathogen seranggan pada umumnya dari kelas Deuteromycetes, ordo Moniliales, famili Moniliaceae, seperti Beauveria bassinana, Metarhizium sp., Hirsutella citriformi, Nomuraea rileyi.
Cendawan mematikan hama dengan cara mengifeksi tbuh inang. Perkembangan infeksi sangat dipengarhi kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban yang tinggi). Suhu optimum untuk pertumbuhan cendawan pathogen 23-25 oC

a. Beauveria bassiana

Beauveria bassiana termasuk dalam golongan pathogen serangga ordo Monililes, famili Moniliaceae.
Ciri-ciri
• cendawan berwwarna putih, penyebaran spora melalui air atau terbawa angina
• Menginfeksi serangga melalui integument/jaringan lunak. Selanjutnya hifa tumbuh dari konidia dan merusak jaringan
• Cendawan tumbuh keluar dari tubuh inang pada saat cendawan siap menghasilkan spora untuk disebarkan
• Apabilakeadaan tidak mendukung, perkembangan cendawan hanya berlangsng didalam tubuh serangga tanpa keluar menembus integument.
• Tubuh serangga mati yang terinfeksi B bassiana mengeras seperti mumi
• Serangga inang dari cendawan ini adalah berbagai jenis wereng,penggerek batang padi, hama putih palsu, walang sangit, kepinding tanah, ulat rayak, Aphis, Ulat daun dll.

b. Metarhizium sp

Metarhizium termasuk golongan pathogen serangga ordo Moniles, famili Moniliaceae
Ciri-ciri :
• Cendawan berwarna putih, penyebaran spora melalui air atau terbawa angin
• Spora menginfeksi tubuh serangga melalui integument/jaringan lunak. Selanjutnya hifa tumbuh dari konidia dan merusak jaringan
• Cendawan berkembang membentuk hifa putih yang keluar dari tubuh inang pada saat cendawan siap menghasilkan spora untuk disebarkan
• Pada saat spora terbentuk, cendawan pathogen berubah warna menjadi hijau gelap (M. anisopliae), atau hijauderah (M. flvoride)
• Serangga inang dari cendawan ini adalah berbagai jenis wereng, kepik, dan kumbang.

2. Bakteri

Bakteri Patogen serangga yang banyak dimanfaatkan dan diproduksi secara komersial sebagai insektisida mikroba adalah Bacillus thuringiensis. Bakteri ini termasuk dalam famili Bacillaceae, menghasilkan metabolic sekunder berlangsung ketika masa pertumbuhan vegetatif atau sporulasi.

Ciri-ciri :
• Serangga yang terinfeksi B. thurigensis menunjukkan gejala penurunan aktifitas makan dan cenderung mencari perlindungan (dibawah daun/tempat tersembunyi).
• Larva mengalami diare, mengeluarkan cairan dari mulutnya, mengalami lumpuh dan akhirnya mati
Serangga inang dari bakteri ini adalah Plutella xylostela, Crocidolomia
binotalis, Helicoverpa armigera, Spodoptera exigua, Hama kelapa sawit
dan kedelai.

3. Virus (NPV = Nuclear Pholyhedrosis Virus)

NPV (Nuclear Pholyhedrosis Virus) merupakan virus serangga tergolong dalam famili Baculoviridae (baculovirus)

Ciri-ciri :
• Ciri yang khas yaitu berupa bahan inklusi (inclusion bodies) berbentukpolyhedral yang merupakan kristal protein pembungkus virion, dengan diameter 0,2-20µm, sedang vironnya berbentuk batang berukuran40-70x200-400 µm.
• Larva yang terinfeksi menunjukkan gejala serangan 1-2 hari setelah polyhedral termakan.
• NPV menyerang larva asing inang yang spesifik.
Serangga inang NPV adalahSl-NPV (untuk Spodoptera litura), Se-NPV (untuk S. exigua pada tanaman bawang merah) dan Ha-NPV (Helicoverpa armigera pada tanaman tomat dan jagung).

4. Nematoda

Nematoda pathogen serangga (NPS) yang beerpotensi untuk dimanfaatkan sebagai agen pengendali hama adalah Steinernema dan Heterorhabditis.

Ciri-ciri :
• Serangga bersifat aktif mencari mangsa dan mampu mencapai serangga yang teletak dalam habitat tersembunyi dalaml liang gerek dan di dalam tanah.
• Masuk dalam tubuh serangga inang melalui lubang-lubang alami atau melalui membrane antar skeleton
• Stadia infektif adalah instar ke tiga yang disebut Juvenil Infektif (JI)
• Setelah 1-2 minggu, Juvenil Infektif baru yang terbentuk meninggalkan tubuh serangga mati dan mencari inang baru.
Serangga inang dari kedua genus nematode tersebut bersifat patogenik terhadap 25 % species serangga dari 10 ordo dan bahkan tifdak kurang dari 200 species serangga dari 6 ordo sangat rentan terhadap infeksi NPS.

0 komentar:

Posting Komentar