Teknik Budidaya Ubi Jalar
1.
Pembibitan
Kebutuhan
bibit jarak tanam 100 x 25 cm adalah ± 32.000 stek/ha jarak tanam 75 x 30 cm
adalah ± 35.555 stek/ha Bibit dari stek Batang/Pucuk diambil dari varietas/klon
unggul tanaman telah berumur 2 bulan atau lebih, keadaan pertumbuhannya sehat
dan normal panjang stek 20-25 cm, ruas dan buku bukunya tidak berakar dan
mengalami masa penyimpanan ditempat teduh selama 1-7 hari Bibit dari
tunas-tunas ubi ubi dipetik yang cukup tua, sehat dan berukuran 3 telur ayam
ubi ditanam pada lahan khusus penunasan dengan jarak 70x30 cm setelah bertunas
dan berumur 2 bulan dilakukan pemotongan tanaman (bibit) sama
seperti pada stek batang/pucuk.
2.
Penyiapan Lahan
Lahan
tegalan Lahan dibersihkan dari gulma, lalu tanah digemburkan dengan cangkul
atau bajak sambil membenamkan rumput-rumput liar kemudian dikering
anginkan selama 1 minggu. Buat guludan-guludan dengan lebar 60 cm, tinggi 30-40
cm, jarak antar guludan 70-100 cm, panjang guludan disesuaikan dengan keadaan
lahan. Lahan Sawah bekas Tanaman Padi Babat jerami sebatas permukaan tanah,
kemudian tanah diolah dengan cangkul atau bajak diluar bidang tumpukan jerami
kemudian tanah ditimbun pada tumpukan jerami sambil membentuk guludan-guludan
dengan ukuran lebar 60 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar guludan 70-100 cm,
panjang guludan disesuaikan dengan keadaan lahan.
3.
Penamanan dan Jarak Tanam
Di
lahan kering dilakukan pada awal musim hujan (Oktober) Di lahan sawah ditanam
setelah padi rendengan (padi gadu), pada awal musim kemarau Sistem tanam secara
tunggal (monokultur) dan atau tumpang sari Untuk mendapat ubi besar, stek
ditanam miring (60-70 derajat) dengan dua ruas ditanam diguludan, sedangkan
untuk mendapatkan ubi kecil, posisi stek dalam tanah ditanam rata, dengan 3-4
ruas stek tanaman didalam guludan dan ujung stek miring ± 600 (bentuk L).
Jumlah bibit satu stek per lubang. Sebaiknya penanaman dilakukan pada pagi atau
sore hari. Jarak tanam dalam barisan 25-35 cm sedangkan jarak barisan 100-150
cm.
4.
Pemberian Mulsa
Setelah
bibit ditanam, tanah ditutupi dengan mulsa jerami 20 t/ha khususnya di lahan
sawah, sedangkan di lahan kering bila jerami tidak ada, dapat ditutup dengan
pangkasan pupuk hijau.
5.
Pemupukan
Pupuk
Organik dosis = 15-22 t/ha pemberian dilakukan pada saat pengolahan tanah
(dicampur dengan tanah) atau sekaligus sebagai mulsa Pupuk Anorganik dosis :
Urea = 100 kg/ha; KCl = 100 kg/ha; SP-36 = 75-100 kg/ha (atau sesuai
rekomendasi setempat) pemberian : 1) 1/3 dosis Urea dan semua SP-36 pada
saat pertanaman bibit serta 1/3 dosis KCl.
Pemberian
kedua pada saat tanaman berumur 30-45 hari setelah tanam bersamaan dengan
pengembalian tanah keprasan kedua sisi guludan.
cara pemberian : buat larikan/lubang tugal 7-10 cm dari kiri kanan lubang tanam, lalu masukan pupuk.
cara pemberian : buat larikan/lubang tugal 7-10 cm dari kiri kanan lubang tanam, lalu masukan pupuk.
6.
Pengairan
Dilakukan
tiap 10 hari selama pertumbuhan sampai 2 minggu sebelum panen dengan cara dileb
selama 15-30 menit kemudian air disalurkan ke saluran pembuangan. Sebaiknya
dilakukan pada pagi/sore hari.
7.
Penyulaman dan Pemangkasan
Untuk mengganti tanaman yang
mati dilakukan pada umur 3 minggu setelah tanam. Sebaiknya dilakukan pada
pagi/sore hari. Dilakukan bila tanaman terlalu rimbun, dilakukan pada
sulur-sulur tanaman yang merayap dalam saluran-saluran di sela-sela bedengan.
8.
Pengedalian Gulma dan Hama Penyakit
Yang
pertama dilakukan 3 minggu setelah tanam vertikal kedua sisi guludan
(dikepras), kemudian tanah keprasan dikembalikan sekaligus untuk menutup pupuk.
Yang kedua dilakukan pada 8 minggu setelah tanam sekaligus melakukan pembumbungan dan pemutusan akar yang tumbuh dipermukaan guludan.
Yang kedua dilakukan pada 8 minggu setelah tanam sekaligus melakukan pembumbungan dan pemutusan akar yang tumbuh dipermukaan guludan.
Hama
dan penyakit utama yang menyerang ubijalar adalah hama Penggerak Ubijalar; hama
Boleng atau Lanas; Tikus; Penyakit Kudis atau Scab; Layu Fusarium; virus; dan
penyakit lainnya. Pengendalian tanaman dari OPT dilakukan secara terpadu,
sebagai berikut : Secara kultur teknis, diantaranya mengatur waktu tanam,
rotasi tanaman, sanitasi lahan, dan penggunaan varietas yang tahan hama dan
penyakit. Secara fisik dan mekanis, yaitu dengan memotong atau memangkas atau
mencabut tanaman yang sakit atau terserang hama dan penyakit cukup berat,
kumpulkan dan musnahkan. Secara kimiawi yaitu dengan menggunakan pestisida
secara selektif dan bijaksana.
9.
Panen
Waktu
panen ubijalar didasarkan atas umur tanaman, jenis atau varietas
Ubijalar berumur pendek (genjah) dapat dipanen pada umur 3–3,5 bulan, sedangkan varietas berumur panjang (dalam) dipanen pada umur 4,5–5 bulan
Panen dilakukan dengan cara memangkas batang ubijalar, kemudian menggali guludan dengan cangkul/sekop/luku lalu umbinya diambil dan dikumpulkan ditempat pengumpulan Diseleksi dan disortasi berdasarkan ukuran umbi dan warna kulit dan disimpan dalam wadah atau goni (epatani, 2010)
Ubijalar berumur pendek (genjah) dapat dipanen pada umur 3–3,5 bulan, sedangkan varietas berumur panjang (dalam) dipanen pada umur 4,5–5 bulan
Panen dilakukan dengan cara memangkas batang ubijalar, kemudian menggali guludan dengan cangkul/sekop/luku lalu umbinya diambil dan dikumpulkan ditempat pengumpulan Diseleksi dan disortasi berdasarkan ukuran umbi dan warna kulit dan disimpan dalam wadah atau goni (epatani, 2010)
0 komentar:
Posting Komentar